Thursday, November 26, 2009

Surat kepada N

Yang terhormat, N

Kau adalah bagian dari diri saya
Puluhan tahun kau menguasai saya
Kau pusatkan pikiran saya hanya untuk memenuhi hasratmu
Dengan begitu kau sesatkan saya

Karenamu, saya lumpuh
Cengkramanmu begitu kuat
Sehingga semua energi yang saya punya
Dihabiskan untuk memikirkan dan melayanimu.
Tapi kau tidak pernah puas
Kau hanya menerima, tapi tidak pernah memberi

Sekarang saya tahu watak aslimu
Kau hanya mau menguasai
Keinginan hanya sesaat
Setelah terpuaskan, kau langsung menguap

Saya yang menciptakanmu dan tentu saja saya bisa meniadakan kamu
Kamu telah melayani hidup saya dengan sangat baik
Kamu telah membuat saya merasa tentram dan aman
Namun sekarang saya siap melangkah lebih jauh dalam hidup saya
Saya siap membentangkan sayap saya lagi
Siap keluar terbang tinggi menjelajahi dunia

Ini adalah surat perintah pemberhentian tugasmu
Kamu tidak perlu bersedih
Karena kamu terbentuk dari energi,
saya akan mengurai dirimu kembali,
menjadi energi dasar,
yang akan saya gunakan untuk menciptakan hal-hal lain
Ini dinamakan daur ulang
Kali ini energimu akan digunakan untuk sesuatu yang berbeda
Akan saya gunakan energi itu
Saat saya terbang tinggi, menjelajahi dunia yang luas

Wednesday, November 18, 2009

Perlawanan Terhadap Nurani

Ada seorang bapa memiliki ilmu luar biasa
Untuk membantu sesama
Suatu ketika, datanglah penderita yang memerlukan
Pengobatan extra…

Bapa tidaklah memiliki ijazah bagi kelegalan peggunaan ilmu,
yang kebetulan harus digunakan bagi kesembuhan penderita
Maka….
Nuraninya meronta-ronta…
‘Haruskah kulanggar etika yang selama ini mendasari aku bekerja?’

Keadaan memang tidaklah terlalu memaksa
Karena pilihan masih terbuka
Tetapi derita penderita menggerakan iba


Akhirnya…bapa memutuskan…
Untuk mencurahkan segenap tenaga
Prasangka dan letih, tak dihiraukan
Imbalan menggiurkan pun , tak terpikirkan…

Upaya tidaklah sia-sia…
Cahaya kembali menyala
Penderita menemukan kembali hidupnya yang dianggap malapetaka

Bapa tersenyum bahagia
Namun rohnya memegang luka yang tak terkira…,
Darahnya mengukir kata-kata:
Ampunilah hamba,
Yang menaruh etika di bawah cinta………….

(Jakarta 13.11.2009)

Ditulis berdasarkan kisah nyata.