Manusia suka membicarakan orang lain di belakang punggung mereka,
karena merasa diperlakukan tidak adil,
dan dibedakan.
Selalu saja mencari celah untuk menyalahkan,
dan menabur
benih-benih kebencian.
Sampai suatu hari kilat datang menyambar pikiran,
dan hujan datang membasahi hati.
Dia kini mengerti,
bahwa itu adalah perbuatan kurcaci,
yang hanya mengerdilkan dan menurunkan
tingkatannya di mata manusia,
juga di mata Tuhan.
Lalu dia berhenti,
menusuk orang dengan pedang dari belakang,
kala mereka tidak mengetahui.
Karena dia tidak mau masuk
ke dalam golongan kurcaci.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment