Friday, December 4, 2009

Makna Cinta

Makna Cinta

C-I-N-T-A. Kata ini mengandung sejuta makna, tergantung gimana kita mengartikannya. Sikap kita bisa salah karena salah memaknai. Ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk aku.

Dulu, bagiku cinta adalah rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Rasanya ini juga akibat pengaruh film-film yang sering kulihat, terutama selama masa kecil dan remaja. Kartun seperti Sleeping Beauty, Snow White, Cinderella, yang menjadi favoritku dulu dan kutonton berkali-kali sampai nempel di otak, pada intinya menceritakan hal yang sama. Seorang putri yang terluka kemudian diselamatkan oleh seorang pangeran ganteng. Terluka disini tidak hanya berarti terluka secara fisik. Sleeping Beauty tertusuk jarum pemintal dan pingsan selama 100 tahun. Snow White begitu dibenci oleh ibu tirinya sehingga diracuni dengan apel. Cinderella adalah anak tiri yang dijadikan pembantu oleh ibu dan kedua saudara tirinya sendiri. Mereka semua diselamatkan oleh seorang pangeran, menikah, dan hidup bahagia selamanya.

Alur cerita ini terus bermain di dalam pikiranku. Dalam hati aku mendambakan seorang pangeran tampan akan datang untukku dan membawaku pergi jauh. Entah kenapa perasaan itu terus datang. Karena itu aku terus mencari sosok laki-laki dewasa. Aku berharap salah satu dari mereka adalah pangeran penyelamatku, yang akan membawaku pergi jauh dari rumah. Ternyata mereka bukan jadi penyelamat, tapi pembawa sengsara. Sejak itu aku jadi tidak percaya lagi pada yang namanya cinta. Kupikir itu semua cuma bullshit. Sebenarnya, jauh di lubuk hati, yang aku butuhkan adalah sosok seorang ayah, pengganti Papa Herman, ayah kandungku yang meninggal dalam sebuah kecelakaan saat usiaku masih empat tahun.

Pandanganku tentang cinta mulai berubah setelah aku ketemu dengan Pak Sasmita pada akhir Oktober 2009. Saat itu ia hanya sebagai terapis yang menangani kasusku. Kini ia jadi papa angkatku. Dengan caranya sendiri, tanpa bilang sepatah katapun, dia mengajarkan apa arti cinta sebenarnya. Yang jelas, cinta ternyata tidak ngeres. Cinta bukan cuma hubungan antara laki-laki dewasa dan wanita dewasa, terus pacaran, make love, dan menikah, lalu hidup bahagia selamanya, seperti di film kartun. Cinta adalah memberi dan menerima. Memberi perhatian dan kasih sayang dengan tulus, dan menerima orang yang dicintai apa adanya, tanpa dicacati atau dicari-cari kekurangannya. Cinta adalah juga keakraban yang tidak dibuat-buat, komunikasi dua arah yang baik, saling mengerti satu sama lain, dan mengharap cuma yang baik untuk orang yang dicintai. Yang paling penting, cinta harus diekspresikan dengan cara yang benar dan kena pada orang yang dicintai, sehingga tidak terjadi salah pengertian. Tangki cinta harus terus diisi. Caranya adalah dengan memberi cinta, baik pada diri sendiri, orang lain, maupu sesama mahkluk hidup. Jangan pernah membiarkan tangki cinta kering untuk menghindari penderitaan batin.

Memang setiap orang punya caranya sendiri dalam memaknai cinta. Ini sangat wajar, karena setiap manusia memang berbeda. Tapi cara mengekspresikan cinta pada satu orang pasti akan beda dengan orang lain, sehingga adaptasi dengan karakter adalah syarat mutlak. Pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang punya karakter masing-masing dan berhak mempertahankan karakternya sendiri adalah pendapat yang salah. Kalo itu yang terjadi, pasti akan ada perang besar!!

Selama ini aku telah salah memaknai cinta. Pertemuan dengan Papa Sasmita membawaku untuk menyadari apa arti cinta sebenarnya.

No comments: