Sunday, December 13, 2009

Untukmu Pujanggaku

Kau memang bukan orang yang suka berkata-kata.
Bukan juga tipe orang yang
menunjukkan kasih sayang
dengan berbunga-bunga.

Kau adalah orang yang hemat kata-kata.
Sedikit bicara,
tapi banyak mengamati.
Kau begitu misterius,
sehingga kadang sulit menebak apa yang ada di pikiranmu.
Senyumanmu jarang terlihat.
Sehingga kadang kupikir kau adalah
manusia tanpa emosi.

Tadinya aku suka kesal padamu.
Karena kupikir engkau begitu dingin.
Kupikir kau tak peduli,
akan apa yang kurasakan dan yang ada di benakku.

Ternyata, aku SALAH BESAR!!
Kalulah orang yang selalu mencariku,
ketika aku menghilang.
Kaulah orang yang selalu menanyakan keadaanku,
dan begitu peduli pada kesehatanku.
Kau jugalah yang selalu memastikan,
bahwa aku baik-baik saja.

Kenapa kesadaran ini baru datang,
setelah kau tiada?
Sehingga aku tidak sempat berterima kasih.
Tidak sempat mencium tanganmu,
untuk mengucapkan kata maaf,
atas segala kesalahanku.
Dan mengatakan bahwa,
aku sayang padamu.

Wednesday, December 9, 2009

Hipnosis dan Aku

Hipnosis. Apa yang ada di pikiran Anda waktu mendengar kata ini? Mungkin Anda membayangkan seorang berpakaian hitam-hitam berdiri di depan Anda dan mengayunkan bandul panjang di depan mata sambil berkata, 'Anda mulai mengantuk....'

Dulu aku menganggap hipnosis itu sesuatu yang seram. Aku selalu menolak kalau diajak pergi ke terapis. Buatku mereka semua sama seperti dokter. Biar sudah diyakinkan berkali-kali kalau itu bukan dokter dan aku cuma akan ditanya-tanya, aku tetap nggak percaya. Pikiran bawah sadarku selalu menolak untuk disembuhkan. Akibatnya bisa ditebak. Sudah banyak psikiater yang kudatangi, juga seorang hipnoterapis, tapi semua nggak mempan. Aku merasa nggak sakit! Ngapain disuruh-suruh ke terapis? Apalagi saat aku disuruh menceritakan masalah-masalah yang kuhadapi pada saat itu. Rasanya nggak nyaman cerita masalah pribadi ke orang asing. Lagian aku nggak merasa punya masalah. Karena menutup diri, termasuk pada sesi hipnosis, terang saja kalau semua terapi itu nggak ada hasilnya.

Pandanganku tentang hipnosis berubah total setelah bertemu dengan Pak Sasmita, seorang terapis hebat yang kemudian jadi papa angkatku. Saat itu aku datang padanya cuma karena sudah dibuatkan janji oleh saudaraku, kak Anne dan kak Petrus. Kondisi kejiwaanku saat itu hancur-hancuran karena aku baru saja mengalami trauma berat akibat dua kali kehilangan pekerjaan.

Awalnya Pak Sas, begitu aku memanggil Papa pertama kali, tidak langsung menggunakan hipnosis, tapi malah ngajak aku makan dan ngobrol. Tidak ada sesi terapi formal seperti yang biasa kujalani, dimana aku masuk ruangan, duduk, lalu si terapis akan mulai bertanya-tanya tentang apa yang membuatku nggak nyaman.

Aku sempat bingung saat itu, tapi pendekatan Papa yang jauh dari kesan resmi membuatku terkesan. Dengan sikap ini, sebenarnya dia sudah mulai menghipnosis tanpa kata-kata. Awal baik yang membuka jalan bagi kesuksesan terapi berikutnya. Karena percaya pada Papa, aku patuh saja saat diterapi. Dengan mengikuti semua petunjuk yang dia berikan, aku pun mampu masuk ke dalam kondisi hipnosis. Pertama kali memang rasanya aneh, karena aku merasa seperti orang tidur tapi sadar, alias tidur hipnosis. Pada saat itulah Papa Sasmita memasukkan program baru ke dalam pikiran bawah sadarku. Di waktu tidur hipnosis, pikiran berada di level bawah sadar, sehingga lebih mudah diprogram ulang. Pikiran yang tadinya negatif diubah menjadi positif. Semua trauma dan ketakutan, sampai ke yang berat sekalipun, dihapus. Setiap selesai satu sesi, rasanya bebanku berkurang. Aku pun mulai percaya kalau hipnosis bisa membantu siapa saja untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya. Syaratnya cuma satu : ada kemauan untuk berubah.

Karena sambutannya yang begitu hangat, dan kemauanku untuk memperbaiki hidup, akhirnya aku memutuskan untuk menginap di apartemen Mitra Sunter, tempat Papa tinggal selama di Jakarta. Dia cuma punya waktu sepuluh hari, dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, itu pertimbangannya. Selain aku, Papa juga melakukan terapi dan relaksasi pada klien-kliennya lain. Aku selalu ikut dan melakukan relaksasi bersama para klien Papa. Terapi hipnosis, yang tujuannya melepas akar masalah-masalah yang kuhadapi, selalu dilakukan di apartemen. Papa tidak mau melakukannya di luar. Masalahku tergolong kasus berat karena banyak emosi negatif dan trauma yang harus di release, juga bersifat sangat pribadi. Mungkin Papa juga antisipasi kalau aku bereaksi ekstrim saat dalam keadaan terhipnosis. Lewat proses ini, satu persatu trauma dan ketakutanku terlepas. Aku merasa lebih lega dan tenang.


Berkat Papa, aku jadi punya keyakinan bahwa hipnosis mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Bukan berati aku merasa sudah sembuh total, karena aku sadar masih banyak hal dalam diriku yang harus dibenahi. Aku terus ingin membuktikan peran hipnosis dalam kehidupanku, sekarang dan yang akan datang. Dan aku yakin, hipnosis bisa jadi pembuka jalan buat siapapun untuk menyelesaikan masalah hidup mereka.

Friday, December 4, 2009

Paradoks dalam Pengembangan Diri

M.M. Nilam Widyarini, MSi
Paradoks Dalam Pengembangan Diri

Dalam keadaan normal, bayi lahir tentu menangis. Ia menangis karena "terlempar" dari zona nyaman (hangat-terlindung) di dalam rahim ibu ke dunia asing. Dalam perkembangannya, ia dihadapkan pada masalah penyesuaian diri. Kebutuhannya berkembang, baik yang bersifat instinktif hingga yang transenden. Kontradiksi batin harus dialami, membuat ia terus bergulat mencari jawaban atas eksistensinya.

Dalam pergulatan mencari jawaban atas eksistensinya, manusia dihadapkan pada paradoks-paradoks, yang mencakup beberapa aspek: fisik vs nonfisik; kesadaran vs ketidaksadaran; orientasi diri vs sesama manusia.
Dengan adanya paradoks-paradoks tersebut, tugas manusia adalah menemukan keseimbangan antara dua kutub yang berbeda itu atau mengintegrasikannya. Hanya dengan itulah manusia dapat mencapai kebahagiaan.

Kebahagiaan yang dimaksud bukan sekadar letupan kegembiraan sesaat seperti ketika seseorang berhasil meraih sesuatu yang diinginkan. Seperti yang dinyatakan Erich Fromm, kebahagiaan yang dimaksud di sini, yakni aktivitas batin yang intensif dan pengalaman tentang bertambahnya daya hidup lantaran hubungan produktif dengan dunia serta diri sendiri.

Fisik vs Spiritual
Secara lahiriah manusia terdiri dari aspek fisik (biologis). Konsekuensi dari aspek biologis ini manusia terikat dengan hukum fisik seperti lapar, sakit, mencari kepuasan biologis, tertarik pada dunia materi, dan sebagainya.
Di sisi lain, manusia juga terdiri atas aspek-aspek nonfisik, yaitu psikis, sosial, dan spiritual. Aspek biologis dan aspek spiritual kita ketahui sebagai dua kutub yang berlawanan.

Sehubungan dengan kecenderungan manusia untuk mencari kepuasan biologis atau dunia materi, Viktor Frankl, psikolog dari akhir abad XIX yang ikut mengembangkan psikoterapi, menyatakan bahwa semakin seseorang memaksa mendorong dirinya ke arah kesenangan, ia akan semakin kurang mampu menikmati kesenangan. Kendati terdapat kecenderungan mencari kesenangan, di sisi lain usaha untuk itu justru akan menghalangi seseorang mencapai kepuasan (kebahagiaan).

Salah satu teknik yang relevan untuk mengatasi kecenderungan orang mencari kesenangan biologis atau dunia materi, menurut logoterapi (terapi yang berorientasi pada penemuan makna hidup, dikembangkan oleh Frankl) adalah bimbingan rohani. Bimbingan rohani diterapkan sebagai teknik terapi karena sesuai dengan pemikiran dasar Frankl tentang spiritualitas. Spiritualitas merupakan sisi transendensi pada manusia, yang mengatasi dunia fisik dan sosial, berfungsi memberikan makna hidup.

Dengan mengembangkan spiritualitas (merealisasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan suara hati), seseorang akan menemukan makna dari keberadaan (eksistensi) dirinya sebagai pribadi. Ini merupakan sumber rasa tentram. Spiritualitas yang terintegrasi dalam kepribadian seseorang akan sanggup memerdekakannya dari dorongan aspek fisik, psikis, maupun sosial yang seringkali bersifat menjebak.

Yang dimaksud Frankl dengan "spiritualitas yang terintegrasi dalam kepribadian seseorang akan sanggup memerdekakannya dari dorongan aspek fisik, psikis, maupun sosial", bukan berarti bahwa aspek fisik, psikis, dan sosial manusia diabaikan. Kata"terintegrasi" menunjukkan ada penyatuan dari beberapa aspek itu, dan membentuk keseimbangan pribadi secara total.

Kesadaran vs Ketidaksadaran
Manusia memiliki dimensi kesadaran dan ketidaksadaran. Tiap-tiap orang memiliki bagian kepribadian yang tidak disadari (personal unconscious), yang berkembang di luar pengalaman sadar karena telah ditekan: dorongan-dorongan amoral, dorongan-dorongan seksual yang tidak dapat diterima, kebutuhan-kebutuhan egoistik, ketakutan, harapan-harapan irasional, pengalaman yang memalukan, dan motif-motif keji.

Bagian kepribadian yang tidak disadari (karena ditekan) itu dalam kenyataan selalu mendesak untuk dipuaskan. Namun, dalam alam sadar, pemuasan terhadap dorongan bawah sadar tersebut tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan norma masyarakat.

Jung, tokoh psikodinamika yang mencoba mengurai kepribadian manusia menyatakan: "Tujuan kepribadian manusia ialah totalitas psikis yang dinamis, kesatuan berdasarkan kerja sama antarberbagai sisi/bagian dalam psike, khususnya bagian sadar dan tak sadar."

Orang yang sehat secara psikologis, sedikit demi sedikit telah berhasil menggali bagian kepribadiannya yang tidak disadari, dan mengintegrasikan sisi gelap (shadow) dengan bagian kepribadian yang disadari. Dengan jalan ini, seluruh komponen kepribadiannya dapat bekerja sama membentuk kesadaran penuh, diri (self) yang penuh tujuan.

Proses harmonisasi komponen kesadaran dan ketidaksadaran seseorang ini terjadi secara unik untuk tiap orang, dan menghasilkan pola perilaku yang unik pula. Jung menyebutnya proses individuasi (individuation).
Dalam individuasi, seseorang menemukan keutuhan pribadinya ketika aspek-aspek dalam ketidaksadaran (yang bersifat primitif) telah bersatu dengan bagian pribadi yang disadari. Secara implisit hal ini menunjukkan bahwa bagian yang tidak disadari itu telah ditemukan maknanya dalam konteks pikiran-pikiran sadar yang dapat diterima norma masyarakat.

Hal ini akan lebih jelas dalam contoh berikut: Seseorang yang memiliki ciri sangat egoistis, ketika ia menyadari akan karakteristik dirinya itu, akan mengalami konflik hebat karena terasa sangat bertolak belakang dengan norma masyarakat (ajaran moral bermasyarakat).

Bila ia terus berproses, kemungkinan akan menemukan makna karakteristik egoistis dalam konteks pikiran-pikiran sadar yang dapat diterima oleh norma masyarakat: bahwa egoisme merupakan kekuatan kehendak! Dengan kehendak yang kuat justru ia dapat lebih efektif mencapai berbagai tujuan, tetapi bukan lagi tujuannya sendiri, melainkan tujuan bersama.

Dengan begitu, komponen kepribadian telah diintegrasikan. Bagian dari alam tidak sadar telah diintegrasikan ke dalam alam sadar, membentuk pribadi yang utuh, sehat secara psikologis.

Orientasi Diri vs Sesama
Erich Fromm telah mempelajari pengaruh lingkungan kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian manusia. Ia berpandangan, pada saat akal budi dan imajinasi bersama-sama terbentuk (usia 8-9 tahun), manusia menjadi sadar akan ketersendirian dan keterpisahannya; akan ketidakberdayaan dan ketidaktahuannya; akan kelahiran dan kematiannya yang tak terduga.


Sekalipun semua kebutuhan fisiologisnya terpuaskan, manusia tetap mengalami keterpisahan dari dunia sekitarnya. Rasa keterpisahan itu harus didobrak dengan menemukan ikatan-ikatan baru dengan sesama manusia, menggantikan ikatan-ikatan lama yang didorong oleh insting.

Ada beberapa cara mencari dan mencapai kesatuan dengan sesama. Salah satunya lewat jalan kepatuhan kepada seseorang, kelompok, institusi, dan Allah.

Dengan menjadi bagian dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar, lebih berkuasa darinya, manusia mengalami identitasnya dalam hubungan dengan kekuatan pribadi atau lembaga yang dipatuhinya. Cara yang lain, dengan jalan berkuasa, menjadikan orang lain bagian dari dirinya (dominasi). Namun, sungguh ironis bahwa perwujudan hasrat kepatuhan total ataupun dominasi ini tidak pernah membuahkan kepuasan.

Hanya ada satu syarat yang memuaskan kebutuhan manusia untuk mempersatukan dirinya dengan dunia, dan pada saat yang sama untuk memperoleh rasa integritas dan individualitas, yaitu cinta. Dalam tindakan mencinta, saya menjadi satu dengan semua, tetapi saya tetap saya sendiri yang unik.

Oleh Fromm cinta merupakan salah satu dari aspek orientasi produktif: keterbukaan manusia yang aktif dan kreatif terhadap sesamanya, diri sendiri, dan alam. Dalam pengalaman cinta terjadi paradoks bahwa dua orang menjadi satu, tetapi serentak tetap dua juga. Dalam arti ini cinta berlawanan dengan egoisme.

Seseorang dikatakan mampu mencintai orang lain bila ia mencinta dalam arti: Di dalam dirimu aku mencintai seluruh umat manusia, semua yang hidup; dan di dalam dirimu aku juga mencintai diriku sendiri.

Kegagalan manusia untuk mencintai sesama disebut narsisme. Hanya ada satu realitas bagi seorang yang narsistis, yakni jalan pikirannya sendiri, perasaan, dan kebutuhannya sendiri. Dunia tidak dihayati secara objektif. Dalam keadaan ini manusia tidak akan bahagia karena tetap terasing dari dunia sekitarnya.

Kata Kunci: Integrasi
Jelas sudah bahwa berbagai aspek dalam diri manusia bisa berlawanan. Pemusatan diri hanya pada salah satu aspek akan menghasilkan kepribadian yang terpecah-pecah. Tidak ada titik temu antarberbagai aspek diri, sehingga tidak akan pernah menghasilkan kepuasan atau kebahagiaan.

Hanya ada satu solusi: integrasi! Pada akhirnya spiritualitas, kesadaran, dan cintalah yang akan memberikan kebahagiaan. Selamat menyongsong tahun baru dengan spirit, kesadaran, dan cinta yang lebih kokoh!

Arti Papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja
diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang
bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. ..

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....

Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal...

Makna Cinta

Makna Cinta

C-I-N-T-A. Kata ini mengandung sejuta makna, tergantung gimana kita mengartikannya. Sikap kita bisa salah karena salah memaknai. Ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk aku.

Dulu, bagiku cinta adalah rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Rasanya ini juga akibat pengaruh film-film yang sering kulihat, terutama selama masa kecil dan remaja. Kartun seperti Sleeping Beauty, Snow White, Cinderella, yang menjadi favoritku dulu dan kutonton berkali-kali sampai nempel di otak, pada intinya menceritakan hal yang sama. Seorang putri yang terluka kemudian diselamatkan oleh seorang pangeran ganteng. Terluka disini tidak hanya berarti terluka secara fisik. Sleeping Beauty tertusuk jarum pemintal dan pingsan selama 100 tahun. Snow White begitu dibenci oleh ibu tirinya sehingga diracuni dengan apel. Cinderella adalah anak tiri yang dijadikan pembantu oleh ibu dan kedua saudara tirinya sendiri. Mereka semua diselamatkan oleh seorang pangeran, menikah, dan hidup bahagia selamanya.

Alur cerita ini terus bermain di dalam pikiranku. Dalam hati aku mendambakan seorang pangeran tampan akan datang untukku dan membawaku pergi jauh. Entah kenapa perasaan itu terus datang. Karena itu aku terus mencari sosok laki-laki dewasa. Aku berharap salah satu dari mereka adalah pangeran penyelamatku, yang akan membawaku pergi jauh dari rumah. Ternyata mereka bukan jadi penyelamat, tapi pembawa sengsara. Sejak itu aku jadi tidak percaya lagi pada yang namanya cinta. Kupikir itu semua cuma bullshit. Sebenarnya, jauh di lubuk hati, yang aku butuhkan adalah sosok seorang ayah, pengganti Papa Herman, ayah kandungku yang meninggal dalam sebuah kecelakaan saat usiaku masih empat tahun.

Pandanganku tentang cinta mulai berubah setelah aku ketemu dengan Pak Sasmita pada akhir Oktober 2009. Saat itu ia hanya sebagai terapis yang menangani kasusku. Kini ia jadi papa angkatku. Dengan caranya sendiri, tanpa bilang sepatah katapun, dia mengajarkan apa arti cinta sebenarnya. Yang jelas, cinta ternyata tidak ngeres. Cinta bukan cuma hubungan antara laki-laki dewasa dan wanita dewasa, terus pacaran, make love, dan menikah, lalu hidup bahagia selamanya, seperti di film kartun. Cinta adalah memberi dan menerima. Memberi perhatian dan kasih sayang dengan tulus, dan menerima orang yang dicintai apa adanya, tanpa dicacati atau dicari-cari kekurangannya. Cinta adalah juga keakraban yang tidak dibuat-buat, komunikasi dua arah yang baik, saling mengerti satu sama lain, dan mengharap cuma yang baik untuk orang yang dicintai. Yang paling penting, cinta harus diekspresikan dengan cara yang benar dan kena pada orang yang dicintai, sehingga tidak terjadi salah pengertian. Tangki cinta harus terus diisi. Caranya adalah dengan memberi cinta, baik pada diri sendiri, orang lain, maupu sesama mahkluk hidup. Jangan pernah membiarkan tangki cinta kering untuk menghindari penderitaan batin.

Memang setiap orang punya caranya sendiri dalam memaknai cinta. Ini sangat wajar, karena setiap manusia memang berbeda. Tapi cara mengekspresikan cinta pada satu orang pasti akan beda dengan orang lain, sehingga adaptasi dengan karakter adalah syarat mutlak. Pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang punya karakter masing-masing dan berhak mempertahankan karakternya sendiri adalah pendapat yang salah. Kalo itu yang terjadi, pasti akan ada perang besar!!

Selama ini aku telah salah memaknai cinta. Pertemuan dengan Papa Sasmita membawaku untuk menyadari apa arti cinta sebenarnya.

Thursday, November 26, 2009

Surat kepada N

Yang terhormat, N

Kau adalah bagian dari diri saya
Puluhan tahun kau menguasai saya
Kau pusatkan pikiran saya hanya untuk memenuhi hasratmu
Dengan begitu kau sesatkan saya

Karenamu, saya lumpuh
Cengkramanmu begitu kuat
Sehingga semua energi yang saya punya
Dihabiskan untuk memikirkan dan melayanimu.
Tapi kau tidak pernah puas
Kau hanya menerima, tapi tidak pernah memberi

Sekarang saya tahu watak aslimu
Kau hanya mau menguasai
Keinginan hanya sesaat
Setelah terpuaskan, kau langsung menguap

Saya yang menciptakanmu dan tentu saja saya bisa meniadakan kamu
Kamu telah melayani hidup saya dengan sangat baik
Kamu telah membuat saya merasa tentram dan aman
Namun sekarang saya siap melangkah lebih jauh dalam hidup saya
Saya siap membentangkan sayap saya lagi
Siap keluar terbang tinggi menjelajahi dunia

Ini adalah surat perintah pemberhentian tugasmu
Kamu tidak perlu bersedih
Karena kamu terbentuk dari energi,
saya akan mengurai dirimu kembali,
menjadi energi dasar,
yang akan saya gunakan untuk menciptakan hal-hal lain
Ini dinamakan daur ulang
Kali ini energimu akan digunakan untuk sesuatu yang berbeda
Akan saya gunakan energi itu
Saat saya terbang tinggi, menjelajahi dunia yang luas

Wednesday, November 18, 2009

Perlawanan Terhadap Nurani

Ada seorang bapa memiliki ilmu luar biasa
Untuk membantu sesama
Suatu ketika, datanglah penderita yang memerlukan
Pengobatan extra…

Bapa tidaklah memiliki ijazah bagi kelegalan peggunaan ilmu,
yang kebetulan harus digunakan bagi kesembuhan penderita
Maka….
Nuraninya meronta-ronta…
‘Haruskah kulanggar etika yang selama ini mendasari aku bekerja?’

Keadaan memang tidaklah terlalu memaksa
Karena pilihan masih terbuka
Tetapi derita penderita menggerakan iba


Akhirnya…bapa memutuskan…
Untuk mencurahkan segenap tenaga
Prasangka dan letih, tak dihiraukan
Imbalan menggiurkan pun , tak terpikirkan…

Upaya tidaklah sia-sia…
Cahaya kembali menyala
Penderita menemukan kembali hidupnya yang dianggap malapetaka

Bapa tersenyum bahagia
Namun rohnya memegang luka yang tak terkira…,
Darahnya mengukir kata-kata:
Ampunilah hamba,
Yang menaruh etika di bawah cinta………….

(Jakarta 13.11.2009)

Ditulis berdasarkan kisah nyata.